Populasi dan Sampel
1. Pengertian populasi
Populasi atau universe adalah jumlah
keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan
unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi,
benda-benda, dst. (Djawranto, 1994 : 420).
2. Pengertian Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian
dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti (Djarwanto,
1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada
populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
3. Kriteria Sampel
Ada dua kriteria sampel yaitu
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan kriteria sampel
diperlukan untuk mengurangi hasil peneliian yang bias.
Kriteria inklusi adalah
karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96). Sedangkan yang
dimaksud dengan Kriteria eksklusi adalah meng-hilangkan/mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab
tertentu (Nursalam, 2003: 97).
Sebab-sebab yang dipertimbangkan
dalam menentukan kriteria ekslusi antara lain: a. subjek mematalkan
kesediannya untuk menjadi responden penelitian, dan b. subjek
berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data
dilakukan.
4. Teknik pengambilan sampel
a. Pengertian teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel atau
teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel
yang merupakan sebagaian dari populasi tsb. kemudian diteliti dan hasil
penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi).
Hubungan populasi, sample, teknik sampling, dan generasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
b. Manfaat sampling
1) Menghemat beaya penelitian.
2) Menghemat waktu untuk penelitian.
3) Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.
4) Memperluas ruang lingkup penlitian.
c. Syarat-syarat teknik sampling
Teknik sampling boleh dilakukan bila
populasi bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau
setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi bersifat heterogen,
sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau tidak
dapat menggambarkan karakteristik populasi.
d Jenis-jenis teknik sampling
1) Teknik sampling secara probabilitas
Teknik sampling probabilitas atau
random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan
memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk
menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan
merupakan sampel yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Teknik sampling secara rambang sederhana.
Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah dengan undian.
b) Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling).
Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
c) Teknik sampling secara rambang proportional.
Jika populasi terdiri dari
subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap
subpopulasi. Adapun cara peng-ambilan- nya dapat dilakukan secara undian
maupun sistematis.
d) Teknik sampling secara rambang bertingkat.
Bila subpoplulasi-subpopulasi
sifatnya bertingkat, cara peng-ambilan sampel sama seperti pada teknik
sampling secara proportional.
e) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)
Ada kalanya peneliti tidak tahu
persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian
karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti
hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini
disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.
2) Teknik sampling secara nonprobabilitas.
Teknik sampling nonprobabilitas
adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri
oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.
Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut.
a) Puposive sampling atau judgmental sampling
Penarikan sampel secara puposif
merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan
kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.
b) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).
Penarikan sample pola ini dilakukan
dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan
berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan
berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah
sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.
c) Quota sampling (penarikan sample secara jatah).
Teknik sampling ini dilakukan dengan
atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang
dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga
memudahkan pula proses pengumpulan data.
d) Accidental sampling atau convenience sampling
Dalam penelitian bisa saja terjadi
diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan
secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat
pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini
disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.
4. Penentuan Jumlah Sampel
Bila jumlah populasi dipandang
terlalu besar, dengan maksud meng-hemat waktu, biaya, dan tenaga,
penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti
bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang
selalu muncul adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada
hukum statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar
jumlah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi (Sukardi, 2004 :
55).
Selain berdasarkan ketentuan di atas
perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji dari karakteristik populasi.
Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang jumlahnya
besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah.
Walaupun pemakaian jumlah sampel
yang besar sangat dianjurkan, dengan pertimbangan adanya berbagai
keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha mengambil sampel
minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi sebagaimana
dianjurkan oleh Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55). Dengan
menggunakan rumus tertentu (lihat Sukardi, 2004 : 55-56), Isaac dan
Michael memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi
antara 10 – 100.000.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking